Tanjungpinang menyimpan potensi perikanan yang sangat besar. Terutama perikanan yang dibudidayakan di daratan seperti halnya lele. Sehari, Tanjungpinang butuh 4 ton lele segar yang siap dikonsumsi warga. Padahal, petani yang ada di Pinang hanya mampu memasok 3 ton saja. Artinya, Pinang masih berpotensi bagi pasar lele.
Hal ini terungkap saat kunjungan Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan didampingi Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Energi Kota Tanjungpinang, Irianto, Selasa (9/8), ke petani dan peternak ikan lele yang ada di Tanjungpinang.
Tatik, demikian sapaan akrab Suryatati mengawali kunjungannya ke petani cabai di Air Raja. Petani ini merupakan binaan dari pemerintah. Tohir (45), salah satu ketua petani binaan menjelaskan kepada Tatik bahwa luas lahan cabai yang sudah ditanaminya mencapai 1,5 hektar. Dan sudah panen belum lama ini.
Hasil panen pertama untuk cabai hijau mencapai 763 Kilogram (Kg) dan 25 Kg cabai merah dalam jangka waktu 10 hari. Sedangkan harga cabai yang dibeli pedagang cabai langsung ke kebun, Rp9.000 per Kg untuk cabai hijau dan Rp10 ribu untuk cabai merah.Dari penjualan ini petani mendapatkan dana Rp7.630.000.
Lalu, Tatik beranjak ke lokasi ternak lele milik Welly di Batu 14 Arah Tanjunguban. Welly (39), menjelaskan bahwa dirinya bisa panen lele per bulanya sebanyak 1,5 ton. Satu kilonya dijual Rp18 ribu ke pedagang. Saat ini kolam lele milik Welly berjumlah 18 kolam dan beberapa kolam sudah bisa dipanen.
“Biaya makan dari 18 kolam lele mengabiskan Rp9 juta per bulan. Belum lagi kami menyewa lahan ini dijadikan ternak untuk satu tahun Rp10 juta,” terang Welly kepada Tatik.
Welly juga mengaku pernah memasarkan lelenya ke Batam dan sekali panen bisa mendapatkan keuntungan Rp15 juta hingga Rp20 juta. Tatik juga berkunjung ke ternak ikan lainnya di Batu 13. Tatik malah sempat memancing ikan dan mendapatkan ikan yang cukup besar.
Lokasi ternak lele ini selain menyediakan tempat pemancingan yang diberi nama Lautan Tawar Batu 13. Juga ada 20 kolam ikan lele. Pemiliknya Bahari asal Bangka Belitung. Sekali panen lele bisa mencapai 4 ton perbulan dengan hargai perkilonya Rp16.000. Jenis lelelnya bukan lele jumbo tapi lele Sangkuriang yang bibitnya didapatkan dari Jawa Barat.
Tatik juga menyempatkan diri ke kawasan Lembah Asri Batu 10. Dalam kunjungan ini, Irianto, Kepala Dinas Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Energi Kota Tanjungpinang, menjelaskan dari empat kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah kota Tanjungpinang, mampu menghasilkan kurang lebih 40 ton cabe merah dan hijau selama satu tahun. Sejak adanya petani binaan ini, pasokan petani lokal terutama cabe dan timun cukup baik.
Begitu juga dengan ikan lele. Permintaan ikan lele satu hari di Tanjungpinang mencapai 4 ton. Tapi hasil dari petani ikan lele masih kecil hanya mencapai 3 ton. Sedangkan satu tonnya ada dipasok dari luar dari Tanjungpinang.
“Ada 80 petani baik petani ikan lele maupun petani sayur mayur kita bina dibagi menjadi empat kelompok. Lokasinya ternaknya tersebar ada di Kampung Bugis, Air Raja, Dompak dan Pesona Asri,” pungkas Irianto.
Sumber Berita:
www.tanjungpinangpos.co.id/2011/19988/sehari-pinang-butuh-4-ton-lele/
Sumber Gambar:
ww.budidaya-ikan.com/wp-content/uploads/2012/05/panenlelesangkuriang-600x300.jpg
"Kami sangat menerima masukan dan kritikan yang membangun" ConversionConversion EmoticonEmoticon